Sebuah dinding di Jalan Braga Kota Bandung bertuliskan Inikah negri kita? [foto: dok/Nazri] |
Sebuah tulisan
sekaligus menjadi 'tamparan' terpajang di sebuah tembok, di Jalan Braga, Kota
Bandung. Secara sepintas, tulisan dari spidol itu berupa pertanyaan yang begitu
sederhana, dan tidak perlu perlu dipermasalahkan selain perusakan terhadap
lingkungan. Namun jika saja menjawab, tentu yang akan terbayang adalah
keterpurukan kesehatan, pendidikan, sosial, dan kemiskinan.
“Inikah negri kita?” bentuk kalimat itu tertulis.
Saat ditanyai kepada
sejumlah anak muda dengan pertanyaan serupa, sebagian besarnya tertawa pasrah,
dan lainnya justru terbata-bata. Misalnya Gian (21), mahasiswa perguruan tinggi
di Bandung itu mengaku bingung menjawab pertanyaan tersebut. Bahkan dia pun
menuntun pertanyaan itu kepada sohibnya yang lain.
“Apa? Negeri ini? Ya
seperti inilah. Coba, Bro, seperti apa negeri ini?” ucapnya saat ditemui di
sebuah kafe di Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat (2/5/2014) malam.
Di tempat sama,
hampir semua temannya yang tergabung dalam satu meja justru tergelak. Begitu
pula dengan Prio (20), dia pun awalnya memaparkan letukan lidah senada dengan
Gian. Namun tidak lama, Prio melanjutkan bahwa negeri ini sebenarnya masih bisa
dibenah.
“Sebenarnya, banyak
yang bisa kita lakukan untuk negeri ini. Mungkin bisa dengan sama-sama ikut
membantu menjaga lingkungan, dan tidak memakai narkoba,” tandas pemuda yang
menyatakan dirinya membenci narkoba itu.
Seorang wanita lansia yang bermalam di trotoar Jalan Braga, Kota Bandung [Foto: dok/Nazri] |
Terkait pertanyaan ‘Inikah negeri kita?’ salah seorang
penulis blog yang berdomisili di Malang, Jawa
Timur, Aqsa Al-akbar (24) mengungkapkan, segala bentuk kekalutan negeri ini
bermula dari ketidakpedulian bangsa Indonesia sendiri.
“Bukan salah
siapa-siapa, jiwa nasionalisme bangsa ini kayak kurang darah. Coba kita semua
bisa lebih peduli dan bersosial, mana lagi yang miskin. Banyak dari kita yang mementingi perutnya
sendiri, susah dipercaya, dan saling tidak percaya sesama,” ujarnya melalui
telepon, Sabtu (3/5/2014).
Menurut Cuway, sapaan
akrab Aqsa Al-akbar, kecenderungan masyarakat Indonesia akan lebih peduli jika
sudah dikaitkan dengan rupiah. Untuk mendongkrak perkara sosial yang semakin kandas, dia menyerukan revolusi
terhadap pemuda dan rakyat golongan bawah.
“Dibutuhkan sekarang
adalah revolusi daripada pemuda. Sebab pemuda itu berpengaruh penting untuk
kelanjutan negeri ini. Begitu juga dengan rakyat bawah, ada banyak cara kreatif
yang bisa dikembangkan,” terangnya.
Mengingat banyaknya
organisasi atau lembaga yang hanya mengatasnamakan kemanusiaan sebagai kedok.
Cuway menyarankan agar masyarakat Indonesia bisa lebih waspada, dan tetap
bersikap saling percaya terhadap sesama.
“Ketelitian terhadap
lembaga-lembaga kemanusiaan itu penting, tetapi harus tetap saling percaya
juga. Sebab banyak juga yang bisa dipercaya dan bisa dijadikan sebagai tempat
kita untuk saling berbagi,” tuturnya.
Ada sekian banyak
lembaga-lembaga di dunia yang berjuang murni untuk kemanusiaan, lanjut Cuway,
misalnya di Indonesia ada Dompet Dhuafa sebagai wadah
penyaluran dana dan rasa kemanusiaan. Sebab selain fokus terhadap
ekonomi kaum dhuafa, lembaga yang kini terus
mengembangkan tool media itu juga
selalu menyediakan ruang bagi relawan.
Ketika disinggung
mengenai media dan menulis, Cuway mengajak para pemuda seluruh Indonesia untuk
bisa saling berbagi informasi melalui online, semisalnya blog.
“Salah satu cara
berjuang untuk negeri ini adalah menulis. Kita bisa saling berbagi informasi, gagasan,
maupun cerita,” pungkas lelaki berdarah Aceh yang mengaku akan ikut
mengembangkan blognya melalui platform BLOGdetik itu. []
2 komentar
Inikah negeri kita? Sebenarnya pertanyaan yang sangat menohok pada dirikita masing-masing. Seperti halnya: "Inikah diriku?"
ReplyDeleteSudut pandang yang asyik teman :)
Negeri ini akan selalu merindukan jiwa-jiwa muda yang selalu tetap bermimpi dan kreatif serta bersungguh-sungguh dalam bekerjasama menyumbangkan yang terbaik bagi agama, bangsa dan negara tercinta. potret negeri kita saat ini semoga jadi bahan evaluasi untuk menatap masa depan yang lebih cerah. salute untuk tulisan ini, membuka cakrawala tentangpermasalahan di sekitar kita ... :)
ReplyDelete