Hadiah Hari Kamis

By Unknown - 2:23 am

Tidak langsung menyalakan lampu, aku pasti bengong. Berpikir kosong, tanpa melakukan apa-apa setiap baru terbangun dari tidur. Masih tengah malam, beragam mimpi aneh baru saja aku saksikan. Dari luar kesadaran, terkadang aku mengigau. Sungguh, aku ingat beberapa kata terlontar begitu saja. Seperti angin yang tak ingin ditangkap  peka.
Jemari seakan kokoh, padahal sedikit gemetar dengan penuh tanda tanya. Menimbang-nimbang bayang, seakan-akan aku berada di ruang kehampaan. Sumpah, aku bingung, mengapa mimpi yang datang tidak menyadarkan keberadaanku. Sungguh jauh, sepi terasa di setiap terjaga. Sambaran halilintar seolah begitu mulia memberi petuah.
“Hei kau! Siapa peduli dengan hari esok?” aku bertanya tanpa ada yang menjawab.
Semakin sepi, seiring gemuruh hujan di luar jendela. Berkali-kali kilat membantai gelap kamarku. Mulai aku ingat, kondisi kamar tidak jauh berbeda dengan kapal karam. Letaknya bagai di tengah hamparan gurun, tandus, penuh sesak dengan pasir. Berserakan kertas di mana-mana. Lantai berhias tiket event yang aku ikuti dalam sebulan terakhir.
“Ada apa ini? Siapa yang percaya dengan keseharianku yang keruh,” aku tak ingin menambah pertanyaan baru. Ruang tamu sepertinya sudah menungguku untuk disapa. Sepi, tidak ada siapa-siapa. Beberapa lembar koran sudah tertata rapi, tidak ada yang boleh menyentuh. Persetan! Aku ingin ke kamar mandi, dari ventilasinya memercikan keringat langit.
Sungguh lebat hujan malam ini. aku berharap ada butiran es di sela putaran angin yang porandakan rumah siang tadi. Oh, lama sekali aku berpikir. Jatah lambung belum terisi, aku semakin enggan bergegas. Entah kamar mandi atau ruang tamu, aku justru memilih kembali lelap sebelum subuh.
Kamis! Beri aku kesempatan untuk hadiahkan hari.. 
Bandung, 11 Juni 2014

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar