Cahaya matahari di ufuk
timur, sudah waktunya memulai untuk hari ini. Perut terasa lapar, sebab jam
tidur yang kurang semalaman. Memang sudah terbiasa, entah buruk atau tidak,
saya selalu tidur menjelang dini hari. Mungkin energi terasa belum stabil, ditambah
pekerjaan kemarin yang masih menumpuk. Sebagai pecinta kesehatan, tentu saja
saya memanfaatkan sarapan sebagai andalan kehidupan ini. Karena sarapan adalah awal
dari segala aktivitas dalam kehidupan saya.
Tatkala lambung sedang
kosong, penyakit yang datang pun seperti diundang ke pesta gratisan. Segala macam
penyakit meradang, seperti maag, asam lambung dan sebagainya. Bahkan tidak
kalah membahayakan layaknya kanker. Di kantung tempat serba makanan yang pernah
kita kunyah bersemayam, selalu saja berharap senantiasa diisi setiap ia sudah kosong. Bukankah pagi
datang setelah beberapa jam kita mengistirahatkan sebagian organ tubuh. Jelas-jelas
isi lambung pun turut menghilang setelah diolah pada saat tersebut. Dan tanpa
mendalih yang namanya kelaparan, sarapan telah mengusir bermacam penyakit yang
berakibat fatal.
Eh, bukan sekedar penangkal
rasa lapar, sarapan juga mempunyai manfaat yang cukup sempurna bagi kebutuhan
manusia di era globalisasi ini. Salah satunya adalah energi, bagaimana rasanya
hidup tanpa tenaga. Ah, mungkin seperti kertas gosong yang disayu oleh api,
cuma hanya dihempas sentuhan angin sudah menjadi debu. Ketahuilah, ini merupakan hal
terpenting sebelum yang lainnya dipenuhi, sebab hidup sangat tergantung pada
energi, atau sering kita kenal dengan sebutan tenaga. Oleh karenanya, tidak
salah jika sarapan selalu menjadi pilar bagi keberlangsungan nafas. Apalagi
bagi kita mempunyai pekerjaan yang sangat menguras daya kekuatan saat kembali
ke rumah.
Tenaga terpenuhi, namun
otak masih kacau balau. Tentu saja ini juga tidak kalah penting, tidak akan berarti
tenaga tanpa pemikiran yang jernih. Kosenterasi sangat dibutuhkan dalam
persaingan mimpi yang terus bergejolak. Ada baiknya, bahkan sangat diancurkan
untuk kita bisa meningkatkan daya kerja otak setiap hari. Pastinya pagi adalah
saat yang paling menentukan, melalui ritual yang kita sebut sarapan inilah
semuanya akan baik-baik saja. Untuk itu, jangan sepelekan sarapan jika belum
siap kecerobohan mengganggu hari-hari spesial kita. Sebagai peningkat nutrisi
yang paling penting untuk berpikir, otak kita sangat membutuh sarapan di setiap
pagi.
Apalagi anak-anak, tanpa
sarapan, bagaimana bisa mereka menyerap pelajaran yang dicatatnya di kelas. Sedangkan
otaknya sedang sangat kekurangan nutrisi. Ibaratnya seperti smartphone yang kehilangan
sinyal, berkali-kali dijalankan tetap saja tampak idiot. Bila saja ingin
fungsinya maksimal, tentu saja butuh sinyal yang kuat. Nah, begitu juga bagi
otak, nutrisi dalam sarapan sangat dibutuhkannya. Tidak perlu menunggu hingga
petang tiba, segera bergegas mencari lahapan sempurna yang kaya akan gizi sekarang juga.
Membahas tentang kesehatan
memang tiada matinya, contohnya saja rumah sakit yang selalu ramai dengan penggemarnya.
Walah! Bukan juga sebagai fans para dokter, melainkan sabab terpaksa karena
harus berobat. Sejak kapan penyakit datang jika tidak cegah? Berawal dari
koresterol berlebih, kekebalan dalam tubuh pun habis disapu olehnya. Maka untuk
menjaga serta mengontrol porsi makan yang berlebih pada saat siang, sarapan akan
senantiasa menjadi juru kuncinya. Terlebih lagi jika kita yang sudah
ditakdirkan lemak super yang melingkari tubuh, pastinya sarapan sudah siap untuk
melepaskan kutukan tersebut.
Ada yang bilang gengsi
karena sarapan dianggap kemanjaan. Hah? Saya pun semakin heran. Peduli gengsi
atau tak berfungsi sebagai manusia. Padahal di negara-negara maju yang sering
ditiru gaya konyolnya pun, mereka selalu mengosumsi pengisi lambung setiap
pagi. Entah apa yang harus dikhawatirkan? Seharusnya kita bisa lebih cerdas
dalam menyerap pola hidup sehat. Jika belum, segera mulai sarapan di pagi ini,
esok, dan juga seterusnya.
Ayo rutin sarapan setiap pagi, agar kesehatan dan kecerdasan hari ini juga berdampak baik untuk pagi selanjutnya...
(*)
24 Januari 2014
0 komentar