Debu Catatan

Kembali aku mengenang. Siapa diri ini, dan ke mana jiwa ini harus mengalir? Ada artinya, aku lagi-lagi tidak pernah …

Dua hari lalu, aku dikejutkan berita kematian. Kiki meninggal dunia tiga hari berselang Idul Adha. Teman yang selalu…

Oh, ada apa dengan dunia? Aku kehilangan jam tidurku untuk kesekian pagi. Menunggu kesejukan dari segala kabar yang …

Aku tidak tahu. Kekosongan itu mudah muncul membunuh mimpi-mimpiku. Harapan yang telah aku bangun dengan kenyataan, …

Berulangkali terlintas, menghakimi hidup di ruang kosong ini. Tanpa kepercayaan apapun, bahkan kepada diriku sendiri…

Dari seberang, aku menatap perahu di ujung dermaga danau. Bersiap akan berlayar, tanpa memberi lambaian tangan. Aku …

Setidaknya, aku berani mempertaruhkan kebahagiaan. Mengukir kehampaan di permukaan kanvas yang membusuk. Membicaraka…

Berakhirlah sudah, semangatku menaklukan daratan dingin bernama Bandung. Sebuah pertanyaan pedas terlontar: m…

Sejauh ini, aku masih menghisap sebatang rokok. Bukan tidak ingin menjaga kesehatan, tapi banyak yang lebih membuatk…

Aku sengaja bangun lebih pagi, agar bisa mendengar mentari bernyanyi. Meskipun aku telah lama redup dalam keterasing…

Menjadi seorang presiden, tentu saja perkara yang paling konyol jika mengingatnya. Bukan hanya bagiku, dan para ra…

Aku tetap menulis sajak, meski tidak dibayar. Biarlah habis sejuta tinta, tanpa diberi upah. Setiap yang aku terima …

Sebenarnya, apa kau mengerti? Tidak pernah ada yang lebih indah daripada bertemu pagi, kemudian menyapanya. Lebih te…

Tengah malam, air mata mengucur deras, Hati bergetar mengingat cinta yang dirampas, Di sela-sela sunyi, dari uju…

Tidak seperti dulu, selalu kenyang selepas magrib. Dua potong cireng, dan hanya beberapa potong kue yang ditambur …

Terus terang, pada mulanya saya bingung harus memilih siapa, dan berharap kepada siapa akan masa depan negeri ini. …