Rintik hujan mulai
jatuh seperti jarum dari langit, saya dan Aslan pun dibuat ragu untuk hadir di
jelajah budaya bersama teman-teman FLP di museum Aceh. Tidak lama, hujan deras seakan
langit ingin runtuh pun mewarisi keharusan kami untuk segera ke sana. Soalnya,
saat itu kami sudah berada di setengah jalan menuju museum. Jadi sangat
tidak mungkin untuk kembali lagi ke rumah.
Setibanya di sana,
wajah dari teman-teman FLP membangkitkan semangat saya seperti kemarin. Ya,
ketika info tentang jelajah budaya ini datang, saya sangat bersemangat sekali.
Terlebih mencari jejak-jejak banyak dilupakan oleh generasi muda pada umumnya.
Ini adalah wacana paling saya tunggu-tunggu sejak jauh hari.
Kehadiran Ibu Laila
Abdul Djalil yang ahli sejarah aceh pun semakin menglengkapi jelajah budaya
kali ini. Banyak sekali hal-hal baru yang saya dapat selama mengelilingi museum
Aceh, gedung Joeang dan juga makam-makam di sekitarnya, termasuk makam Sultan
Iskandar Muda. Dari Ibu Laila ini, saya juga baru tahu bahwa makam Sultan
Iskandar Muda yang selama ini diyakini sebagai kuburannya Sang Sultan, ternyata
hanya sebuah menumen saja. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat keterangan
di sekitar makam, terdapat tahun dan tanda peresmiannya.
Ibu Laila Abdul Djalil memberi materi |
Ibu yang kemarin datang
dengan anaknya ini pun menerangkan, Sultan Iskandar Muda adalah sosok yang
bijaksana dan tegas semasa pemerintahannya (1607 - 1636). Sehingga pada masa
kekuasaannya tersebut, kesultanan Aceh berada di puncak yang paling gemilang.
Aceh makmur, kaya, wilayah yang luas, serta disegani oleh bangsa-bangsa
lain. Bahkan pedagang-pedagang asing
yang melintasi perairan Aceh pada masa itu, dipaksa untuk tunduk padanya.
“Dari dulu, Aceh sudah
terkenal dengan inflasinya. Ya gara-gara itu, karena semua dipaksa buka lapak
dagangannya di sini. Jadi, karena banyak pengunjung, harga pun melambung,”
tutur Ibu Laila saat memberi materi.
Sultan Iskandar Muda |
Kuta Raja Di Masa Kesultanan Aceh |
Setelah puas dengan
berbagai sejarah dan kisah tentang Sultan Iskandar Muda, kami beranjak ke komplek
Kandang Meuh (Makam Emas). Di komplek pemakaman yang tidak lebih luas dari
lapangan tenis ini, terdapat beberapa makam kuno. Seperti yang pernah dipajang oleh
ferhatt.com, pemilik makam tersebut
adalah Putra Raja Anak Raja Bangka Hulu, Sultan Alaidin Mahmud Syah, Raja
Perempuan Darussalam, dan Tuanku Zainal Abidin.
Komplek Kandang Meuh (Makam Emas) |
Hanya sebentar, karena
hujan tiba-tiba kembali lebat, kami pun bergegas ke makam keluarga kerajaan di sebelah utara
gedung Joeang. Di sana kembali kami temui beberapa makam kuno seperti di Kandang
Meuh tadi. Namun, di sini terdapat
beberapa makam dengan postur yang lebih besar dari makam-makam di
sekitarnya. Dan yang sedikit unik, kami juga melihat makam yang dilapisi
keramik di antara makam-makam kuno lainnya. Agak aneh, ternyata itu makam adalah milik keturunan keluarga kerajaan Aceh juga. Kalau
tidak salah, tahun meninggalnya sekitar 1985 di Jakarta.
Komplek Makam Keluarga Kerjaan |
Kemudian, kami kembali
ke Rumoh Aceh. Niatnya, ingin melihat keadaan dalam rumah tradisional
masyarakat Aceh tersebut. Namun sayang, pintu depan dan belakang rumah sudah digembok oleh petugas museum. Padahal kami sudah membeli tiket seharga Rp 750
(tujuh ratus lima puluh rupiah). Tapi ya itulah, karena sudah telat. Saat itu
adalah jam istirahat.
Sebagai ganti, kami masuk
ke gedung yang memanjakan pengunjungnya dengan berbagai sejarah berupa foto,
lukisan, miniatur dan atribut-atribut kuno lain. Bagitu masuk saja, kami
langsung menempelkan mata pada sebuah spesimen anak kerbau berkepala dua. Bukan
kami saja, pengunjung lain juga melakukan yang sama. Melirik kiri kanan,
lihat-lihat ke belakang mencari seseorang yang bisa menerangkan soal spesimen
tersebut. Namun ya itu tadi, karena jam istirahat. Begitu petugasnya datang,
malah menyuruh kami keluar. Katanya, sudah tutup.
Tidak lama, azan zuhur
pun berkumandang. Saya beserta rambongan lain pun mengakhiri jelajah budaya
minggu 09/06/13 dengan salat berjamaah di surau belakang Pendopo Aceh.
Banda Aceh, 12 Juni
2013
4 komentar
asyeeekkk..
ReplyDeletebanyak kali penampakan Doni tiba-tiba..
dimeriam, di batu nisan juga.
hahahah
Sudah saatnya Doni jadi bintang Bang 8-)
Deletemantap gan
ReplyDeletesalam kenal :)
OKee, terima kasih sudah mengunjungi...
Delete(c) :>)