Kamera bukan alat. Ia adalah perpanjangan mata, dan terkadang—perpanjangan hati. Di tangan orang biasa, ia sekadar benda mahal. Tapi di tangan seorang seniman, ia bisa mengabadikan rasa, mencuri waktu, dan membungkus sunyi dalam bingkai yang diam-diam berbicara.
Fotografi, pada dasarnya, adalah seni melihat.
Tapi tidak semua yang melihat bisa menangkap. Di situlah letak rahasia
kecilnya—kemampuan untuk menanti cahaya,
membaca arah, dan menekan rana di waktu yang paling jujur.
Aku mengenal seni ini bukan dari studio mewah
atau kursus daring berbayar. Aku mengenalnya dari perjalanan. Dari jalanan
becek yang menyimpan potret kehidupan. Dari wajah-wajah tua yang tak tahu
mereka adalah puisi. Dari cahaya senja yang jatuh di tembok rumah reyot dan
terasa lebih sakral dari altar.
Tip pertama: Jangan buru-buru menekan tombol
Momen bukan soal cepat. Ia soal rasa. Kalau kamu sibuk melihat angka di layar,
kamu mungkin akan melewatkan gerakan kecil mata seorang anak yang sedang
belajar memaafkan.
Tip kedua: Kenali cahayamu
Pagi punya warna lembut. Siang itu kejam. Senja melankolis. Malam? Ia misterius.
Jangan lawan cahaya. Berdamailah dengannya. Atau mainkan dia seperti sahabat
lama.
Tip ketiga: Belajar komposisi, tapi jangan jadi budak
aturan
Rule of thirds itu bagus. Tapi kadang, yang paling indah adalah yang paling tak
rapi. Fotografi bukan matematika. Ia bukan soal benar atau salah. Ia soal:
"Apakah kamu merasa sesuatu saat melihatnya?"
Tip keempat: Kamera terbaik adalah yang kamu punya
Jangan menunda jadi fotografer hanya karena belum punya mirrorless Fuji X-T5.
Kamera HP pun bisa menangkap momen, asal kamu tahu cara mendekati subjek dan
bersahabat dengan sudut pandang.
Dan yang terakhir: Setiap foto punya cerita. Tapi tidak semua
fotografer tahu apa yang sedang mereka ceritakan. Maka belajarlah
bukan hanya untuk memotret, tapi juga untuk merasakan.
Dalam dunia yang serba cepat, seni fotografi
mengajarkan kita satu hal:
Bahwa ada waktu-waktu dalam hidup yang layak
diabadikan. Bukan karena indah, tapi karena ia nyata.
0 Komentar