Komando dariku, Kawan!

By Unknown - 4:15 am

Haruskah aku membawanya ke lembah gelap yang tak terlihat oleh batinmu. Tanpa pula kau harus meraba, kehangatan ini mecuat tajam bagai kebisingan yang menembus titik telinga pekamu. Kau tetap bisa melihat, mestipun orang-orang berkata kau tak mengenali huruf. Kau tetap aku bisa teriak, meskipun kata mereka lidahmu tak mampu berucap bahasa asing. Biarlah mereka taklukanmu dengan matematika, kau tetap akan dapat menghitung isi dompet dan usiamu. Sama seperti halnya aku yang kelam untuk mengapai asa yang dijauhi percuma.
Ini mimpi kita, jabat tangan yang terjalin erat bersama sandiwara waktu. Tidak ada tekanan yang dituntut hari ini, kita bisa bertahan dalam rodanya. Tanpa pula cahaya yang mengitari, kita bukan bagian dari jiwa-jiwa lemah. Akan kau sampaikan hangatnya sebelum fajar ini.
Buat apa luka? Pembelaan terbesar, tak harus kau tanggung sendiri, kawan! Jasad-jasad yang pergi sebelumnya kini kecewa. Mereka belum sempat menyaksikan kita mengejar hari kemarin. Begitu semangat, tanpa upah kita bekerja dengan penuh cinta. Ini kehormatan, sebuah penghargaan yang lebih besar dari angka yang menghias ijazah sarjana mereka.
Kemajuan di masa mendatang tidak lagi dibuahkan manis setelah dipendam. Mungkin kita, sebagai ladang busuk penuh ragi ini, nilai jual kita akan menyaingi anggur yang diteguk bangsawan. Kau tahu? Tepukan bahu dariku adalah kekayaan yang akan kau panen di hari esok. Walaupun tidak olehmu, tentu saja untuk generasimu setelah aku.
Katakanlah kawan-kawan! Komando ada di tanganku, di dalam genggaman kita! Akan kita gapai keajaiban fajar ini dengan cahaya yang lebih indah dari kopi di meja mereka. Ah, jangan pula risaukan untuk sebuah resiko. Kekecewaan tidak akan puaskan hidupmu sampai kiamat. Maka perjalanan sejauh ini, akan selalu dititipkan kesempatan di depan mata kita. Sebuah jenjang yang tidak lari dari kenyataan, sebab hidup adalah untuk menatap kenyataan.

Bandung, 30 Maret 2014

  • Share:

You Might Also Like

5 komentar