Ini Cita-cita Saya!

Siapa saja boleh bermimpi, sebesar-besarnya, setinggi-tingginya. Kamu dia, kalian dan mereka, tentu saja juga saya. Dari sejuta impian saya, ada beberapa di antaranya yang sedang gencar-gencarnya saya kejar. Hahaha, walaupun kenyataannya tampak impossible untuk saya memeluknya. Misalnya tentang impian saya yang ingin mempunyai banyak rumah yang tersebar di seluruh Indonesia. Siapa bilang saya tidak mampu mencapainya? Tentu saja dia adalah pasrah. Ah, pecundang! Saya bukan tipe lelaki yang suka pasrah. 
Cita-cita besar saya lainnya adalah ingin mempunyai industri perkebunan yang lengkap dengan tempat pengolahannya. Ini adalah kabar yang datang pada saat saya membaca berita. Negara kita punya banyak hasil alamnya, tetapi kenapa harus dikirim ke luar untuk mengolahnya. Ah, lagi-lagi saya tersingung pada pemerintah. Maka dengan itu, saya berpikiran untuk mempunyai sebuah perkebunan yang luas, serta tempat pengolahannya langsung di sana. Apa termasuk mustahil? Tentu saja tidak!
Kemudian, saya sangat ingin sekali berangkat ibadah umroh. Sangat besar harapan saya malah. Di saat semua orang berbondong-bondong ke Bali pada tahun baru kemarin, saya justru lebih tertarik untuk menjalani ibadah sunnah ini. Tetapi belum diberi kesempatan, walaupun banyak lomba kepenulisan yang berhadiah umroh, saya tidak juara. Ya mungkin itu tadi, saya belum diberi kesempatan. Dan pastinya akan ada kesempatan yang membelai saya nantinya.
Berbicara soal luar negeri, saya jadi teringat dengan cita-cita saya untuk berkunjung ke Thailand. Sejarah pemikiran saya untuk menjamah negara itu sebenarnya sangat pahit. Saya berencana ke Thailand sewaktu masih berpacaran dengan seorang gadis, kami ingin berlibur bersama ke sana. Namun nahas, cinta kami kandas di tengah jalan. Kesedihan datang, Thailand pun berkembang dengan sendirinya. Saya gagal untuk ke sana, tetapi tidak melunturkan keinginan saya untuk menginjaknya. Akan datang masa, saya bersenang-senang di sana.
Gara-gara Thailand, timbul lagi impian baru. Haha, saya ingin sekali berkeliling Indonesia. Itulah mengapa alasan saya ingin punya banyak rumah di seluruh Indonesia. Untuk satu ini, saya sudah menyiapkan rincian angka. Dengan dana sekitar Rp 20 jutaan, dalam waktu satu tahun saya akan kembali lagi ke rumah. Tentu saja saat itu saya sudah menyeberangi Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, Flores, pokoknya lengkap! Komplit Nusantara. Jika sudah tercapai, saya ingin menjelajahi Asia, Eropa dan dunia. Karena saya tidak ingin berhenti bermimpi. 
Soal naik haji, itu bukan hanya cita-cita saya. Semua muslim di dunia juga pasti mempunyai impian itu. Apalagi masuk surga, semua manusia beragama juga mendambakannya. Dan sebelum semua saya kejar satu per satu, ada baiknya saya berjuang dulu untuk membeli gadget baru. Ya, sudah hampir satu bulan saya melewati hari tanpanya, smartphone saya hilang akhir bulan lalu. Untuk itu, saya harus mengumpulan budget sekitar Rp 8 jutaan demi mendapat yang saya impikan. Ayo, semangat!!


Bandung, 18 Januari 2014

Posting Komentar

5 Komentar

  1. cita -cita saya cuma 1. Kelak suatu saat mampu menulis dengan tulisan yang bisa menghantam kepala, agar tak terlalu banyak bermimpi hahahahahaha (salam singgah)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagaimanacaranya, menulis tanpa harus bermimpi. Bukankah abjad itu terlahir dari mimpi?

      Hapus
  2. hmmm, jadi bertanya lagi nih walaupun terkesan bocah :mrgreen: bermimpi bagaimana sekarang ?
    bermimpi sambil tidur atau sambil terjaga :>)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bermimpi sambil mewujudkannya..

      kalau dalam buku Titik Nol, seperti kisah kakek bodoh yang hendak memindahkan gunung cangkul.
      orang tertawa, tetapi di akhir kisah, gunung itu benar-benar hilang..

      Hapus