Di
Kedoya Selatan terdapat dua wilayah rukun warga yakni RW 02 dan RW 05 yang
merupakan daerah langganan banjir. Sedangkan di Kedoya Utara ada satu wilayah
rukun warga, yakni RW 08 yang juga berpotensi serupa. Tempo, Jum’at (15/11)
Lagi-lagi
Ibu Kota diancam bencana musiman, langganan banjir selalu saja menjadi berita
utama sepanjang musim hujan di setiap tahunnya. Apa yang menjadi penyebabnya? Air
sungai meluap ke pemungkiman warga. Kenapa air sungai bisa meluap? Semua dari
kita juga pernah menjawab pertanyaan ini ketika masih duduk di bangku sekolah
dasar. Lantas, mengapa belum ada yang bisa menghentikan banjir di Jakarta?
Proyek
penanggulangan banjir Jakarta telah diupayakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
beserta Kementerian Pekerjaan Umum, Puslitbang Sumber Daya Air, seperti pemasangan
papan identitas sungai, penambahan pintu air dan penggerukan endapan lumpur di sungai.
Hal tersebut diupayakan demi memperlancar aliran sungai ke laut, sehingga
mengurangi ketinggian air di wilayah rawan banjir. Namun, penanggulangan
seperti itu tidak akan berkelanjutan seiring debit air sungai yang semakin
bertambah. Maka, perlu diterapkan sistem pengendalian banjir dengan teknologi yang
berinovasi.
Teknologi
Puslitbang Sumber Daya Air
Secara
teknis, Pemerintah DKI Jakarta tidak mungkin membebaskan banjir dari kota walaupun
segala upaya struktur dan nonstruktur ditempuh. Maksimal yang bisa dicapai
hanyalah sebatas mengendalikan banjir. Mengingat permasalahan itu, Kementerian
Pekerjaan Umum, Pusat Litbang Sumber Daya Air memberikan solusi mengendalikan
banjir yang melanda. Produk yang telah digarap Puslitbang, salah satunya adalah
sistem peringatan dini banjir debris.
Sistem peringatan dini banjir debris menerapkan sistem informasi yang akan diterima
bila debit melampaui batas maksimum. Peran masyarakat juga penting dalam
mengoperasikan alat yang berada pada bibir sungai di beberapa titik lokasi.
Produk ini sendiri telah dipresentasikan sejak tahun 2008 di Sulawesi tepat di
hadapan stakeholder jajaran Pemerintah Kabupaten Gowa.
Kelebihan
dari sistem pengendali banjir ini akan berdampak langsung bagi desa-desa yang
rawan akan banjir. Selain itu keterlibatan masyarakat yang ikut mengoperasikan
alat juga menjalin kerja sama antara warga desa dan Puslitbang Sumber Daya Air.
Sebaliknya, terdapat kelemahan dari sistem ini, yaitu butuh keterampilan khusus
dari masyarakat yang berperan mengoperasikan alat.
Secara dramatis, wilayah
DKI Jakarta secara alami dilintasi 13 aliran sungai dengan 10 muara. Sepuluh
muara sungai di Teluk Jakarta berada pada posisi lebih rendah daripada elevasi
pasang surut air laut. wilayah tersebut merupakan rawan tergenang air pada
musim hujan ataupun saat pasang laut tinggi. Misalnya pada tanggul yang masih
dalam tahap renovasi di Muara Baru, Jakarta Utara, meluap, hingga air laut
merangsek ke daratan.
Beberapa waktu lalu, Puslitbang berperan menjalin kerja sama dengan pemerintah Belanda dalam mengintegrasikan teknologi Flood Forecasting and Warning System (FFWS). Dengan Sistem FFWS, output dari teknologi ini berupa running Wflow model, perhitungan presipitasi, dan menghubungkan data prakiraan curah hujan musiman. Produk ini nantinya bekerja dengan menggunakan satelit untuk memberikan sinyalemen terjadinya peningkatan debit air pada ruang kota.
![]() |
Teknologi Flood Early Warning System (FEWS) : Sumber |
Beberapa waktu lalu, Puslitbang berperan menjalin kerja sama dengan pemerintah Belanda dalam mengintegrasikan teknologi Flood Forecasting and Warning System (FFWS). Dengan Sistem FFWS, output dari teknologi ini berupa running Wflow model, perhitungan presipitasi, dan menghubungkan data prakiraan curah hujan musiman. Produk ini nantinya bekerja dengan menggunakan satelit untuk memberikan sinyalemen terjadinya peningkatan debit air pada ruang kota.
Kemudian,
Puslitbang juga mencanangkan penerapan produk yang sedang dipersiapkan. Hal
tersebut didukung oleh terjalinnya kerja sama dengan pemerintah Belanda. Demi
memangkas waktu bertahannya kuantitas air pada suatu lahan, terdapat produk
unggulan Puslitbang yang yang disebut dengan Polder System. Sistem Polder ini mampu
mengendalikan banjir dan genangan akibat aliran dari hulu, hujan setempat dan
naiknya muka air laut (ROB).
![]() |
Teknik Polder : Sumber |
Di
seluruh wilayah kota harus disediakan saluran air yang bisa menyalurkan air
permukaan yang berlebih. Saluran – saluran air itu terhubung dan air akan
diangkat ke tempat pengiriman akhir dengan pompa. Jadi ketika hujan turun bisa
segera diantisipasi dengan membawa air menuju daerah hilir. Sistem ini tidak
hanya dipakai untuk daerah-daerah rendah dan daerah yang berupa cekungan, Daerah
yang menjadi lahan perumahan elite pun bahkan sudah mempraktekkannya. Kenapa?
Agar menambah nilai jual investasi dari persepsi Free From Flood (F3).
Kekurangan
dari produk ini hanyalah tingginya biaya yang harus dikeluarkan. Di Indonesia
belum tersedia standar biaya investasi dan operasionalnya. Sebagai gambaran
biaya investasi untuk Polder Banger yang akan diterapkan di kota Semarang
sebesar Rp.72,5 milyar.
Mengingat
perkembangan dan Kepemerintahan DKI Jakarta yang masih harus dibenah, diharapkan Kementerian
Pekerjaan Umum Puslitbang, khususnya KPP Sumber Daya Air dapat mendukungnya secara sinergi demi kesejahteraan
warga Jakarta. Dan dengan adanya produk inovatif ini, maka mestimulasikan produk-produk
lainnya, baik dari Kemeterian Pekerjaan Umum maupun Kementerian lainnya.
Jakarta, 17 November 2013
Dalam rangka sayembara "IPTEK, Jalan Keluar Permasalahan Bidang Pekerjaan Umum"
Dalam rangka sayembara "IPTEK, Jalan Keluar Permasalahan Bidang Pekerjaan Umum"
Referensi: Puslitbang Sumber Daya Air
Hasil Litbang: Sistem Peringatan Dini Banjir Debris Berbasis Masyarakat
Hasil Litbang: Flood Forecasting and Warning System (FFWS)
Hasil Litbang: Flood Forecasting and Warning System (FFWS)
Hasil Litbang: Sistem Polder Teknologi Pengendali Banjir Perkotaan
Berita Tempo
Berita Kompas
0 komentar