Balada Workshop 050513 : Arisan Tengah Malam

By Unknown - 10:28 pm


Kemarin, aku menjadi salah satu panitia di acara workshop menulis nulis bareng Gol A Gong. “Nulis Novel Siapa Takut?” (Ibu yang takut kuliahku nggak lulus-lulus, karena aku sibuk nyiapin novel traveling “Mengelilingi Kampus Demi Jati Diri”).  Hal serupa juga pernah dipaparkan oleh penulis sejati dari negeri Oki dan Nirmala, “Jangan sampai rusak nulis, cuma gara-gara kuliah,”

"Seriuslah, agar kau dihargai orang," desah Angin Malam.

Namun tidak dapat dipungkiri, tentang betapa memukaunya aula Makamah Syariah Aceh. Letaknya secara geografis, sekitar 3 Km dari kota Banda Aceh (Teman-temanku menyebutnya Qatar, karena suhunya sepanas gurun tandus seperti di Ost. Ayat-ayat Cinta). 

"Nggak Nyambung, Bray!" protes Rambo. (Nama ikan cupang peliharaanku)

Dan lokasi yang sangat strategis untuk membeli kapal selam buatan Afganistan. Berbagai senjata juga dijual bebas di sana, mulai dari pistol air, senapan mesin jet hingga bazzoka buatan Arab Saudi. Korea Utara juga sempat menyebut Aceh sebagai tempat peluncuran nuklirnya di setiap menyambut datangnya tahun baru, antara Blang Padang dan Simpang Lima.

 "Katakan itu pada merpati yang menderita polio!" seru mereka kompak.

Percayalah, di saat semua orang sedang serius mendalami perannya sebagai manusia. Mereka hanya membutuhkan waktu untuk berpikir logis tentang kematian. Tunggu! Manusia mendapat berbagai peran dalam hidupnya. Ya, setiap perannya selalu diiming-iming untuk hidup yang lebih baik (Slogan PLN). Akhirnya semua berusaha untuk serius mencari cara hidup yang baik, sehingga mereka lupa bagaimana cara mati yang baik.
"Walaupun  masih nggak nyambung, kalimat terakhirnya keren," puji Angin Malam.
"Terinspirasi dari Buya Hamka," jelas Rambo.
"Keren..? Lanjut..!"

Seperti  yang kita ketahui, orang lebih banyak ingat mati ketika naik pesawat daripada mati ketika tidur. Padahal selama ini kita tahu, lebih banyak orang mati di atas kasur daripada di atas pesawat.
"Walaupun kata-katanya berantakan, tapi tetap ada hikmahnya," saut Angin Malam mengacungi jempol.
"Masih inspirasi dari Buya Hamka" sambung Rambo pelan. 

Kembali ke masalah workshop. 
"Nggak usah bahas workshop kalau kemarin kurang nyimak" suara dari langit.

Oke! Aku ngaku salah, karena kemarin aku sibuk mutar-mutar di Makamah Syariah nyari fosil dinasaurus.  Menurut informasi yang diterima dari telepati Captain Amerika, fosil dinasaurus itu terletak di ruangan yang berada di depan pintu masuk melalui sektor lapangan tenis. Jelas sekali, di atas pintu ruangan tersebut tertulis “Hj. Nazri”. Itu bertanda di dalamnya ada Hulk yang sedang mengali tanah mencari dinosaurus untuk dinikahinya. (Pasti Hulk membaca buku di bazar,”Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan,”).  

"Uang pas-pasan sok borong buku di bazar, akhirnya pakir di SMEA mesti minta dibayari Doni. Dan parkir di Hip Burger pun terpaksa ngemis pada Fakhri," Angin Malam buka kartu. (Pasti dapat kabar dari Bang Suhu Siang)

Wah, aku pun tak mau ketinggalan. Secara spontan aku mencari cangkul dan temeng besi dari bulan. Namun sayang, Captain Amerika malah nyasar ke Irak nyari senjata biologis. Akhirnya aku terjebak di kamar mandi karena lambung sedang tak ingin bersahabat. 

"Ceritain mules nggak mesti bawa-bawa tokoh Avenger!" bentak Angin Malam
 "Malu sama jengot!" sambung Rambo. 

“Kamu tu nggak tau, kalo aku tu sayang sama kamu,”
“Itu dia masalahnya Gas! Aku nggak benar-benar tau. Aku nunggu Gas, nunggu”
Film Alexandria, berkisah tentang manusia laba-laba yang berburu mencari gas Elpiji 3 kg.

"Stop! Makin ngaco! Katakanlah pada semut yang berlangganan majalah Misteri" teriak Angin Malam sembari berlari menutup telinga. 

“Tapi akhirnya aku sadar satu hal,” 
"Nggak usah sok sadar Bos, sampe sekarang tidur aja belum puas" Rambo mengingatkan.

“ Aku belum benar-benar sadar sepenuhnya, bahwa acara workshopnya sudah selesai,”

>≤J≥<

02.19 wib
Banda Aceh, 06 Mei 2013

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar