Ayah, Maaf Belum Bisa

Mencari kebanggaan dari segala waktu. Aku sudah berkali-kali jatuh, tercampak bahkan jauh terperosok dan terabaikan. Dari satu sisi yang aku butuhkan, ada hal yang nyata. Tentang pemahaman yang tak bisa aku tulis dalam buku ataupun lagu. Aku ingat pernah, bahkan sering merasa kekosongan. Saat kesulitan mengisi, aku lupa siapa yang selalu ada di samping.
Kasih mengalir, sayang menjamah, tulus memberiku ilmu, hingga segala kebutuhan yang tak pernah dibatasi. Meskipun emosi selalu mengimbangi dengan berapi-api. Aku sadar, saat itu kerapkali dibutakan untuk menatap kenyataan.
Tawaran kesempatan selalu datang, tak peduli kegagalan yang terlewat. Berbeda cara pikir, itu mungkin biasa, bisa dimaklumi. Karena aku sudah terlahir tak ingin, tidak bisa, tidak mudah untuk mengalah. Walau dalam renung aku tidak pernah benar. Entahlah, aku tak bisa menulis dengan baik lagi. Maaf.

Ayahanda Tercinta
Air mata, kau bilang jangan pernah ditangisi. Benar, aku memang tidak pernah melihat embun itu mengalir di pipimu. Hadapi, aku selalu kau ajarkan untuk berhenti meratapi. benar, aku tidak pernah mendengar kau mengeluh. Kau selalu menyuruhku untuk berjalan, gerak, tidak perlu menatap ke belakang.
Aku ingat, katamu, capailah yang di depan. Petuah itu sangat membantuku saat ini. Maka, maafkanlah jika aku bosan memperbaiki yang kemarin. Walau sejatinya kau tidak pernah memaksa.
Sampai sejauh ini, aku belum mampu menulis tentangmu dengan baik. Benar, sungguh aku tidak sanggup membendung air mata. Kau terlalu gagah untuk menjadi ayahku, terlalu hebatnya kau menjadi hadiah Tuhan untukku. Akan terlalu tidak bergunanya diriku bagimu, akan sangat mengecewakan dirimu karenaku, pasti akan terlalu menyakitkanmu olehku. Dan pasti akan banyak kata yang terulang, ‘maaf’. Maafkan aku belum bisa memenuhi kewajibanku sebagai anak. Bahkan mungkin sangat jauh dari yang seharusnya aku. Sekali lagi, maafkan si Sulungmu ini. Dari batas jarak, aku merindukanmu.

Banda Aceh, 23 Juli 2013

#PenaKamiTidakPuasa

Posting Komentar

11 Komentar