Surat Dari Negeri Terjajah

Menggambarkan bayangan kelam kelabu huru-hara penipuan abadi hingga akhir zaman. Dari cita-cita yang menjadi maskot yang tak pernah mampu membayar seribu liter darah yang telah syahid di medan pertempuran malam. Pembunuhan hingga pembantaian bayi-bayi yang hanya mampu menangis ketika panas terlalu gerah dan dingin yang menggigilkan tubuh mungil teracuni gas bom-bom dan rudal-rudal udara yang datang dikala ibu dan ayah sedang lelap terbaring kini sudah tak bernyawa lagi...

Masih terdengar ledakan kehancuran gedung yang runtuh di beranda rumah tetangga, debunya masih tercium aroma gas kimia dari pakaian-pakaian yang tersobek di atas sisa-sisa ledakan lain di malam itu. Udara yang biasanya hanya bersifat tak terlihat, tapi sekarang semua terbaca dengan indra penciuman ini.

Tadi siang masih ku lihat ibu memakai pakaian hitam yang menyelimuti tubuhnya dan aku juga melihat ayah mengenakan jubah putihnya di sore harinya, bahkan aku masih menyaksikan anisa,aisyah dan kumar berebutan mainan baru yang dibeli ayah dipasar pagi,diantara mereka tidak ada yang memakai warna merah. Lalu mengapa sekarang yang ku saksikan adalah merah yang membungkus tubuh mereka..??!

Aku tahu itu adalah cairan yang terdapat dibalik kulit seorang manusia,tapi mengapa sekarang cairan itu ada di luar kulit?? Bahkan di bagian kakiku juga ada tetesannya yang semakin lama semakin banyak yang menetes..

Tolong,tolong beritahu aku siapa yang telah berbuat sekejam ini kepada kami..??!!

Aku yakin anda tahu,ini bukan perbuatan alam...


Dulu pernah aku mendengar dari guruku bahwa penjahat itu adalah yang orang membunuh, merebut dan mengambil hak orang lain yang bukan miliknya. Dan setiap penjahat harus mendapat hukuman dari penegak hukum. Lalu mengapa paman Ahmadku ditangkap dan dibunuh, padahal dia tidak pernah membunuh, merebut dan mengambil hak orang lain. Apakah arti penjahat itu sudah berubah.?? Atau mungkin guruku salah mengartikannya kepadaku. Bila benar penjahat itu adalah orang yang kesehariannya di tempat ibadah, memberi makan anak yatim, bersedekah, dan membela sesuatu yang memang adalah haknya seperti yang dilakukan oleh paman Ahmadku selama ini, aku ingin menjadi seorang penjahat yang seperti itu.

Di Madrasah aku diajarkan bahwa Tuhan kami Yang Maha Besar, maka aku tidak takut kepada siapa pun dan akan melawan bila ada yang mencoba hancurkan agama kami, karena aku akan tersenyum bila nanti syahid menjadi batas akhirnya...



Tanah Terjajah,2008