Merdeka Terbatas

By Unknown - 7:20 pm

Ada beratus bahkan akan hadir seribu partai lagi yang akan mengatas nama rakyat dan keadilan sebagai kedok kubangan prestasi liar debu munafik nya. Kotoran berbau bangkai mayat hanya akan menjadi seperangkat hiasan yang akan disaksikan sebelah mata oleh kader kader yang semayam di balik gedung megah itu. Para aktifis yang juga berjuang sambil membakar diri di depan gedung istana pun sebentar lagi akan di anggap sebagai sebuah perjuangan tanpa kemurnian. Apa akan ada keberanian lagi yang akan menguyur ibu kota seperti tragedi 98 silam? mungkin sekarang masih ada yang mendukung, tapi tidak untuk berdiri di barisan depan. Karena sebentar lagi mereka juga akan menjadi dalang yang bakal merobek harapan harapan yang kini terpajang di setiap simpang.

Harus dicatat lagi sebelum nafas terakhir membawa bekal ke padang luas nanti, harus di warnai lagi lukisan merdeka yang hanya di nikmati oleh mereka yang mengatas nama kan wakil dari setiap suara yang meminta tolong. Keseharian kurus kelaparan di pinggiran itu masih menyanyikan merdeka,tapi mereka belum merasakan merdeka. Dan masih juga di rasa jajahan seperti sebelum tahun 45 lalu, namun tidak di jajah oleh bangsa luar tapi oleh orang orang yang dulu juga tinggal di balik kumpulan kardus kardus usang. Demi uang,tahta dan kehormatan, semua bisa saja di lupakan arti kebangsaan yang merdeka. Dan entah bagaimana merdeka itu,aku juga belum tahu bagaimana rasa nya,tapi bukan berarti bisa membohongi ku dengan merayakan kemederkaan di setiap agustus per tahun.

Hal terindah yang pernah ku rasakan di negri ini adalah saat aku masih duduk di sekolah dasar, saat saat dimana guru ku menerangkan betapa hebat nya negara ini. Mempunyai lautan yang kaya,hasil alam yang melimpah dan jumlah penduduk mencapai ratusan juta jiwa di masa itu sehingga aku merasa anak manusia yang paling beruntung karena terlahir dengan kebangsaan negara ini. Dan dengan bangga nya juga aku nyanyikan lagu Indonesia Raya di setiap senin pagi sambil menegakan dada dengan suara semangat membakar seperti di lakukan bangsa ini setelah Bung Karno baca kan teks proklamasi di tahun 45,mungkin bila aku kenang sekarang seperti itu lah rasa nya merdeka.

Dan seandai nya merdeka melebihi apa yang aku pikirkan sekarang,lalu seperti apa sebenar nya merdeka itu? atau memang tak ada yang tak pernah lebih? berarti merdeka hanya sebatas itu! jawaban nya  adalah pasti tidak,hanya saja aku yang merasakan nya sebatas itu.
****
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhq_s178GwIkdI5N8F2ZSKaiVjeHbfRSqJUG3UK7WwZKLPS0j35sI3J-fWtddVUVUz8_KjPWMiQznbJm-wPAFRf2U8PwYDEJrDg2TXhgGaG28of5sXaJuJPBf1eWF1uesTwrMd6phCuagcA/s400/Benarkah+Kita+Sudah+Merdeka.jpg

Kemarin aku berdiri berdekatan pintu gerbang sebuah pasar dan bertanya kepada manusia yang lalu-lalang di situ tentang merdeka hingga seorang lelaki setengah baya menghampiri, tubuhnya rapuh wajahnya gelap. Sambil mengeluh dia berkata,"Merdeka akan membuat suatu kelemahan yang menjadi kuat,dan aku tidak diwarisi itu oleh manusai pertama yang merasakan nya."

Seorang wanita dengan wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah, dia berkata,"Merdeka adalah obat penawar, aroma dari surga yang terbang melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh bagai embun, tapi kini ia telah diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya." Setelah itu seorang bermata buta menghampiri, sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah dan dia kemudian berkata sambil menangis, "Merdeka adalah penghapus kabus tebal yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dari tangisnya sendiri yang bergema di lembahlembah."

Seorang pemuda, dengan membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi, "Merdeka adalah cahaya ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan mencerahkan segala yang ada di sekitarnya. Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah perarakan yang berjalan melewati padang rumput hijau. Kehidupan adalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat dari kesedaran dan kesedaran." Seorang lelaki dengan badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potonganpotongan kain menghampiri. Dengan suara bergetar, dia berkata, "Merdeka adalah penyedia tempat istirahat panjang bagi raga di dalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman keabadian."

Seorang anak kecil berumur lima tahun menghampiri dan sambil menangis dia berkata,"Merdeka adalah ayahku, mrdeka adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengerti tentang merdeka." Waktu terus berjalan. Manusia terus-menerus melewati pasar itu.

Masing-masing mempunyai pandangannya tersendiri tentang merdeka. Semua mempunyai harapan yang sama..
Menemukan Merdeka itu....







  • Share:

You Might Also Like

0 komentar