Mengenal Teknik Long Exposure dalam Fotografi

 

Mengenal Teknik Long Exposure dalam Fotografi

Di tengah hiruk-pikuk kota pada malam hari, lampu kendaraan membentuk garis-garis cahaya memanjang, seperti coretan kuas di atas kanvas hitam langit. Di tepi pantai, ombak yang riuh berubah menjadi kabut putih lembut, seakan waktu melarutkan gerakan menjadi mimpi. Inilah daya tarik long exposure, sebuah teknik fotografi yang tidak hanya merekam gambar, tetapi juga merangkum perjalanan waktu di dalam satu bingkai.


Mengapa Long Exposure Menarik?

Teknik ini memungkinkan fotografer menangkap gerakan yang biasanya luput dari mata telanjang. Saat rana kamera dibiarkan terbuka lebih lama, setiap cahaya dan pergerakan yang terjadi akan meninggalkan jejak. Hasilnya bukan sekadar foto, tapi karya yang memadukan realitas dan imajinasi.


Peralatan yang Dibutuhkan

  • Kamera dengan mode manual
    Agar bisa mengatur kecepatan rana, bukaan, dan ISO sesuai kebutuhan.
  • Tripod
    Tanpa tripod, gambar akan buram akibat getaran tangan.
  • Remote shutter atau timer
    Menghindari goyangan saat menekan tombol rana.

Pengaturan Dasar

  • Shutter speed: mulai dari 1 detik hingga puluhan detik, tergantung efek yang diinginkan.
  • Aperture: biasanya f/8 hingga f/16 untuk menjaga ketajaman.
  • ISO: serendah mungkin (ISO 100) agar minim noise.

Inspirasi Penggunaan

1.     Light trails di jalan raya pada malam hari.

2.     Air terjun dan sungai yang tampak seperti sutra mengalir.

3.     Lautan yang berubah menjadi hamparan kabut putih.

4.     Langit malam dengan bintang yang membentuk jejak (star trails).


Long exposure bukan sekadar teknik; ia adalah cara memandang dunia dengan sabar. Setiap detik yang lewat direkam, diolah oleh cahaya, lalu diabadikan menjadi karya yang memancarkan ketenangan. Dalam setiap garis cahaya atau aliran kabut, ada cerita tentang waktu yang berjalan — dan fotografer adalah penulisnya.

 

Posting Komentar

0 Komentar